Unggulan

Dampak Konflik Geopolitik

Ketika Konflik Geopolitik Menjadi Biang Ketidakpastian Global

Dampak Konflik Geopolitik

Sebagai seorang santri yang belajar di balik tembok pesantren, dunia luar tampak begitu kompleks. Tapi di antara kitab-kitab kuning dan malam yang hening, saya menyadari satu hal: ekonomi dunia tak bisa dipisahkan dari konflik antarbangsa. Tahun 2025 jadi saksi betapa dampak konflik geopolitik tak hanya menciptakan ketegangan militer, tapi juga guncangan ekonomi yang tak main-main.


Konflik Geopolitik: Api Kecil yang Membakar Dunia


Menurut data dari United Nations Department of Economic and Social Affairs (UN DESA), ketegangan di kawasan Eropa Timur dan Asia Pasifik sejak 2022 hingga kini memberi efek domino terhadap harga energi, rantai pasok global, dan ketahanan pangan. Harga minyak yang naik-turun drastis, sanksi ekonomi yang saling balas, hingga migrasi besar-besaran menjadi titik awal dari gelombang ketidakpastian.


Harvard Kennedy School dalam laporannya tahun 2024 menyebutkan bahwa “konflik geopolitik kini menjadi faktor utama penentu arus modal global, menggantikan stabilitas pasar dan suku bunga.”


Ekonomi Dunia 2025: Stabil Tapi Tak Menentu


Menurut laporan terbaru IMF (World Economic Outlook April 2025), pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan stagnan di angka 2,9%. Angka ini sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya dan jauh dari ekspektasi pra-pandemi.


Beberapa faktor yang disebutkan:


  • Ketidakpastian investasi lintas negara


  • Pemutusan hubungan dagang antara blok negara


  • Krisis energi dan logistik di Eropa dan Asia



Laporan World Bank 2025 menambahkan bahwa negara-negara berpendapatan rendah menjadi kelompok paling rentan. Mereka terdampak langsung oleh kelangkaan pangan dan peningkatan biaya impor.


Negara Berkembang: Kena Imbas atau Jadi Solusi?


Indonesia, sebagai bagian dari ASEAN, tak luput dari efeknya. Menurut studi dari Nanyang Technological University (NTU), kawasan ASEAN berpotensi menjadi pusat stabilitas ekonomi baru, asalkan bisa menjaga hubungan netral dan memperkuat perdagangan intra-regional.


Namun, ancaman tetap ada. Krisis di Laut Cina Selatan, ketegangan Taiwan, dan perlambatan ekonomi Tiongkok bisa menurunkan kepercayaan investor.


UNCTAD mencatat penurunan 12% FDI (Foreign Direct Investment) di negara-negara berkembang sepanjang Q1 2025 akibat ketidakpastian politik dan keamanan.


Apa yang Bisa Kita Lakukan?


Sebagai santri, saya percaya bahwa setiap ketidakpastian adalah ujian sekaligus peluang. Konflik geopolitik memang di luar kendali kita, tapi bagaimana kita mempersiapkan diri—itu pilihan.


Ekonomi dunia bisa saja bergolak, tapi jika masyarakat kecil diberdayakan, pesantren dilibatkan dalam penguatan ekonomi lokal, dan para pemuda diajarkan literasi keuangan serta geopolitik, maka badai itu bisa kita hadapi bersama.


Kesimpulan: Perluas Wawasan, Kuatkan Ketahanan


Dampak konflik geopolitik terhadap ekonomi dunia 2025 bukan sekadar teori di laporan akademik. Ia nyata: di harga cabai yang naik, di biaya logistik yang melonjak, dan di keputusan investor yang ragu.


Tahun 2025 menuntut kita untuk tidak hanya kuat secara finansial, tapi juga secara wawasan dan strategi. Saat dunia terpecah oleh perbedaan, semoga kita tetap utuh dalam persatuan.


Komentar

Popular posts